Tuesday, May 01, 2007

Indonesia (2)

Mataku masih tajam lurus kedepan
Garis raut wajah kecil bernyanyi
“Disini negeri kami- Tempat padi terhampar luas”
terdetak rasa kagum dan iba

Aku lihat wajah negeri ini di mata nanar itu
Aku tahu penguasa negeri ini dari teriakan suci
Biar kau lihat sendiri, wajah anak itu
Terseok diantara rimba jalanan kota
(020805)

Indonesia 1

Jalan kota macet sumpe sesak
Udara kota penuh dengan polusi
Air kota semakin sedikit dan tidak brsih lagi
Penduduk kota semakin banyak tidak terurus

Siapa lagi akan merasakan kepenatan kotaku
Berduyung-duyung orang desa kekota lagi
Dengan harapan kehidupan layak dan impian indah
Bertambah lagi pengangguran ini

Dimana letak moral negeri ini
Dimana letak ruh kebangsaan
Kemana akan dibawa negeri kepulauan ini
Sampai kapan pengorbanan rakyat kan berakhir ?

Rakyat kecil itu tidak mengenal kapitalisme, dan globalisasi
Sedangkan pendidikan layakpun tidak mereka terima !
Demokrasi yang mereka kenal hanyalah kelaparan dan ketertindasan
Apalagi bahasa ketertindasan direduksi menjadi penghematan

Bagaimana menatap masa depan dengan rakyat ini
Sementara jargon kemajuan tetap kau lantangkan
(02-08-05)

Pemerintah Sampah (1)

Eh sampah, jangan dibuang sampah, sembarang sampah
Tempat sampah jangan dibuang sampah, sembarang sampah
Sembarang sampah, jangan dibuang sampah, sumpah sampah
Sumpah, sampah jangan dibuang sampah sembarang sampah

Sampah itu, apaan sih sampah
Dimana sampah, dimana sampah dibuang sampah
Dibuang sampah dimana sampah
Sampah didalam sampah, dimakan sampah

Pemerintah sampah, memakan sampah
Sampah pemerintah dibuang sampah
Duit sampah dimakan pemerintah sampah
Sampah tetap duit, duit diambil sampah dibuang

pemerintah sampah, rakyat sampah
pemerintah makan duit sampah, rakyat makan tuh sampah !
Bau sampah terasa sampah, duit sampah terasa enak, sampah !
Makan duit sampah disumpah rakyat sampah

Rakyat tolak sampah, kenapa tolak sampah
Sampah ditolak bau sampah
Sampah ditolak peerintah makan duit sampah
Sampah ditolak pencemaran limbah sambah

Sampah ditolak polisi, preman turun dukung sampah
Duit sampah ngucur dari pemda sampai aparat sampah
Aparat sampah marah sama warga tolak sampah
Tolak sampah, tolak pemerintah, tolak aparat sampah

Tolak bau sampah, tolak limbah sampah,
Hukum pemerintah sampah,
hukum aparat sampah,
hukum pemodal sampah membuat rakyat menjadi sampah
(020805)

Keramaian

Keramaian diantara keramaian
Tapi tampak sepi.... redup
Aku masuki
Ada keramaian disana

Keramaian selalu ramai..
Banyak dinding pembungkus keramaian
Tampak sepi... temaram
Dan ada keramaian

Lentera redup menghidupkan keramaian
Suara-suara gaduh dan keramian
Aku selami diantara keramaian
Dan ada keramaian

Keramaian selalu terbungkus
Selalu terbungkus
Dalam dingding tebal
Dalam temaram malam

Ramai dalam keramaian
Selalu......
Mata kita terlalu bodoh untuk tahu
Keramian adalah alami

Saat kau lihat keteduhan mata
Kerendah hatian kalbu
Terbatas mata untuk menembus
Kegalauan yang terkandung

Dalam riak-riak kecil
Keteduhan angin
Keindahan kelipan lilin
Sampai pada kedipan cantik sang juwita

Keramaian....
Hidup adalah sebuah keramaian

Oh.... jiwa-jiwa sepi
- jiwa-jiwa teduh
Wahai jiwa-jiwa tenang
Lepas dinding pembungkus hati

Keramaian tidak pernah mati
Keramian adalah kepastian
Meski berlindung dimanapun
Atau kau bungkus dengan apapun

Sampai kapan kau...
Sanggup menyembunyikan
Berlindung dalam topeng-topeng keramahan
Judul-judul kemunafikan

Jiwa-jiwa merdeka
jiwa-jiwa yang membuka keramaian hati
Jiwa-jiwa bebas
Jiwa-jiwa pemberani

Buka.....
Lepas....
Robek...
Atau hancurkan saja

Biarkan ramai
Biar ramai menjadi ramai
Usahakan tetap ramai
Pastikan ramai menjadi

Tebet, (171205)

Dan hanya waktu

Sebuah batu besar, dengan tenang bersimpuh
Diantaranya aliran-aliran sungai
Entah sudah berapa lama ia terpaku
sementara berapa banyak pula air yang telah melewatinya

Sejenak tertarik mata menatapnya, angkuh memecah aliran
Lantaran itu, terkikis perlahan oleh pergerakan
Evolusi adalah kepastian
Dan hanya waktu

Pernah suatu ketika,
aliran air tidak lagi manis dipelupuk mata
tidak melambai-lambai untuk mencoba kesejukannya
ia menjelma angin, keras menderu...............

persis,
ketika bebatuan tidak lagi diam dengan angkuh
berlari kencang menuruni lereng
meluluh lantakkan

Ketika irama tidak harmonis
Keluar dari fungsinya
Kehancuran... pasti
Dan hanya waktu

Tebet, (211105)

Pesta Panjang

Ow, pesta panjang telah dimulai
Dimana-mana…….
Tamu-tamu sudah datang dengan gejolak, riuh
berpesta panjang…..

Jogjakarta: Asap-asap hitam telah keluar
Mengepul dan membawa serpihan pasir…..
Lelehan Larva pijar merayap sesekali
Meski dalam skala kecil yang berulang

Oh, diselatan menyalip dari lautan
Pertemuan lempeng itu patah
Menggoncang Bumi, 5,9 SR
Meluluh lantakkan permukaan

Ow, pesta panjang telah dimulai
Dimana-mana…….
Tamu-tamu sudah datang dengan gejolak
berpesta panjang…..

Dilampung tak ketinggalan
Gempa kembali berpesta
Di ikuti longsor
Sementara bantuan masih di jawa

Terlalu sering, gempa 5 SR di Papua,
Tidak dipedulikan….
Singgasana Freeport semakin tajam menghujam bumi
Rakyat sudah biasa diabaikan…..

Ow, pesta panjang telah dimulai
Dimana-mana…….
Tamu-tamu sudah dating, gejolak, riuh
berpesta panjang…..

Sulawesi Utara menyusul, Kota tergerus arus air
Hah lihat betapa gundulnya hutan itu
Terlihat ratusan rumah luluh lantak
Tanah tidak mampu lagi menampung debit air!

Rasanya memori ini masih terlalu dekat!
Tsunami Aceh, 26 Desember 2004
Mengorbankan ratusan ribu jiwa
Dalam diam menerima musibah alam

Pesta sudah disiapkan sejak lama……
Sudah diundang, seluruh penghuni Alam
Gunung, Lautan, Isi Bumi, Hutan Tadah hujan, Mangrove……..
Undangan sudah datang………

Ow, pesta panjang telah dimulai
Dimana-mana…….
Tamu-tamu sudah datang dengan gejolak
berpesta panjang….. Nusantara…..!
(230606)

Generasi 2026

Jika kau masih hidup 20 tahun lagi...... mungkin engkau akan semakin sengsara.....
Dengan hutang bangsamu yang berlimpah ruah...
AFTA semakin dekat, pasar bebas didepan mata, sedang rakyat mu masih terbobokan dengan kedunguan....
Sementara yang pandai memanipulasi kepandaian-nya

Jika anak mu terlahir nanti, jangan kau kenali dia dengan bahasa kepalsuan, bahasa saling memakan, dan bahasa pemanfaatan... bukankah dari sini problem bangsa ini bermuara!

Dari rahim ibu akan lahir anak merdeka
Tapi dari rahim ibu pula para bangsator terlahir....
(210906)

Aku masih duduk berkerudung jaket

Aku masih duduk berkerudung jaket
Saat waktu merayu dan mencium keningku
Aku berlari berkejaran waktu
Mengarungi lorong-lorong kota

Aku masih duduk berkerudung jaket
Saat jemari menari diantara keyboard
berlari berkejaran kata-kata
Meliuk diantara huruf angaka dan tanda

Aku masih duduk berkerudung jaket
Saat otak terperas mengharap sari
mencerna tiap kata dan objek yang pernah kudengar dan kulihat
Mencoba mengatakan yang terjadi

Aku, masih duduk berkerudung jaket
Saat waktu menderu diatara tarian jemari
berkejaran waktu bersama larian jemari
Kami saling menghentak mencari irama

Aku masih duduk berkerudung jaket
Saat jemari menari indah bersama otak
menarikan otak menuntun jemari
Kami berpagut tari meliuk dan bergoyang

Aku tidak duduk berkerudung jaket
Saat otak enggan berfikir bersama tarian jemari
Oh, jemari hanya menari hampa
Menanti penuntun yang terseok entah dimana
Sementara waktu enggan berhenti
Berdetak monoton terus dan terus
Akh..detakannya seperti suara degupan sepatu lars itu mak!
Semakin dekat, akh... Gaungnya semakin dekat mak!
Aku terus bekejaran,
tapi jemari dan otak-ku meracau kacau

Akh.. Tarianku dihantui waktu
Aku masih menari tanpa ketukan
Berusaha menenangkan hati membius ketakutan
Tapi gagal, detakkan waktu menjelma dalam detakkan jantung ku
Aku meradang, Akh...
Akh.. detakkan itu...
Aku bingung detakan jantung dan waktu
Persis... mirip....
Lelah!

Jakarta 2601207

Please be upon me!

Oh my God,
Please be upon me!

Berilah aku kekuatan untuk berbuat disaat kubutuhkan.
Kesadaran itu sudah dekat sekali, namun belum terengkuh
Meminta untuk ku gapai
Tapi teriakan itu semakin kuat dan menyesakkan

Ketika pelarian bukan jawaban
Kuharap pertempuran adalah kewajaran
Jika diam bukan harapan
Maka perbuatan menjadi pilihan

Pada saat jiwa terkungkung ruang dan waktu
Pilihannya, menyelesaikan atau tergilas
Meski penyelesaian terkadang menjadi simbol semata
Namun tergilas itu terlalu menyakitkan

Sory too late,
take care to chose
it just about be or to be
and every decision offer it trouble.
(310107)

Mulailah sayang

Jika kau berkehendak, maka mulailah sayang.
Melangkah dan melangkah lah
Menatap kehidupan bak keceriaan di pagi hari fitri
Merangkul damai tanpa resah

Pernah kah teringat ketika kaki melangkah
Instruksi otak langsung mengerakkan
Hanya ada jeda sepersekian sekon
Sebab, bergerak adalah kepastian

Kehidupan hanya mengenai gerakan kedepan
Masa lampau hanya kenangan
Tidak pernah kan terulang
Dimensi ruang dan waktu telah merubah entitas dunia

Ufs.. tak usah menangis berlebih
Jika menangis adalah jalan, maka menangislah
Bukankah air mata pun berhak untuk menetes
Linangkan lah dengan cinta padanya

Jakarta, 050407

Kekang

Bahkan akupun masih beranjak bimbang
Ketika kemauan terkekang
Seperti malam yang penuh dengan kilat
Bising dalam kesunyian

Sudah ku katakan, tali kekang ini kan terputus juga
Ku tetap melepas tali-tali kekang yang menghimpit
Membuang jauh-jauh, biar sirna dari tatap
Sementara kamu masih menyimakku denga nanar

Sudah! biar saja aku berderai keringat melepas kekang
Menggigit, mengupas, mencabik
Biar-biar saja darah menetes
Jangan kau hapus lagi dengas tangismu, aku masih kuat berdiri

Tak perlu kau kotori tanganmu
Ku tetap merindukanmu sayang
Agar ku terus terjaga dari lelah dan lalai
Meski hal ini lebih menyulitkanmu

Kita tahu, masa-masa ini kan berlalu
Dan kita akan kembali berjalan bersama
Tidak ingatkah kau, saat tanganku kegenggam erat
Dan senyum mu merona indah didekapku
0260407

Sajak-sajak rimba (2)

Perjalanan panjang sudah dimulai. Segala perlengkapan telah tersusun rapi.
Barisan panjang bergerak, menuju sembilan arah mata angin.

Setiap arah memiliki rintangan terjal. Peta telah dipegang, pembekalan telah didapat. Setiap orang diberi kebebasan membawa jenis perbekalan, yang sekira berguna dalam konvoi tercuram ini. Yah memilih untuk. Namun hanya sedikit saja peserta yang berhasil melewati tapal batas. Entah dimana lainnya. 010507

Sajak-sajak rimba (1)

Lebat sekali hutan rimba ini, lentera yang ku bawa mulai meredup. Hanya benda berjarak dekat saja yang tampak, lalu padam. Sungguh malam-malam yang menyedihkan. Gelap menerjang, waktu terasa terhenti. Lama aku mendekap diri kedinginan, mencoba meraba sekitar, hanya daun-daun lembab yang kudapat.

Kelebatan-kelebatan penghuni rimba terasa dekat dikuping. Suara-suara degum-kerontang terus membahana. Tapi aku sekali lagi tidak dapat melihat.
Dalam kegelapan ini terasa ada kehidupan. Tapi kehidupan yang tidak kukenal. Hanya mahluk yang bermata terang nanar saja yang dapat melihat, ataupun orang-orang buta yang terbiasa berjalan dengan indera.

Oh.. kesepian membisu. Aku raba jarum di jam tanganku, masih merekat-erat tanpa guna.
Aku hendak tidur saja, menutup mata rapat. Semoga esok mentari menyapaku.
010507

Monday, October 09, 2006

Merasuk dalam jaga

Terik merangkak
Menyerap dalam pori
menjalar tubuh
Aku terjaga

terjaga
Aku terjaga ber-remang mata

Perlahan memori dan rutinitas kembali
Menumpuk, semakin banyak……
Huah…………….
Aku kembali terkengkang!

Kekang….
Aku terjaga dalam kekang

Otak dan syaraf kembali
Dalam bahasa waktu
Otot dan raga menjadi
Lingkaran ber-kejaran

Ber-Kejaran
Aku terjaga dalam berkejaran

Dalam degupan jantung
Irama mengikuti tempo
waktu berkejaran dan aku
Hanyut di tempo berkejaran waktu

Wuih……………………..
Baru rasanya terjaga!
Jutaan memory merasuk cepat
Tubuh terdistorsi
Menjadi buih debu terhanyut
Dalam lingkaran alam semesta

Bejec:40906

Thursday, September 22, 2005

Negara kaya (-,) apa !

Sebuah mersy baru melintas dengan kecepatan tingi, melewati perkampungan kumuh"
Wow….. seorang gembel kumuh menyeringai mengintai dari trotoar jalan
"Dinegeriku kaya…….."
Negeriku subur
Lautku penuh pesona
Rakyatku penyabar dan santun
Apa guna sebuah negara ?
Ketika investor asing berjabat tangan
Dimulai orde baru
Dengan simbol bapak pembangunan
Menyulap indonesia ini
Apa guna sebuah negara bagi rakyat ?
Genap 6 priode kepemimpian
Indonesia "katanya" berkembang pesat
Ekonomi stabil
Rakyat miskin semakin berkurang’
Lacur apa negara ini ?
Nyatanya ;
Kekayaan alam terkuras habis
Hutang negara membludak
Para elit berebut jatah
Sebuah sistem yang korup
Rakyat jelata semakin tersiksa
Rakyat sebagai apa di negerinya sendiri ?
Sistem yang masih menindas
Kemiskinan semakin menjadi
Penjahat dan koruptor masih damai
Aparatur negara sok bijak
Pemimpin negeri itu apa ?
Sang diktator tersenyum saat turun tahta
Diwariskan, tidak berbeda !
Diganti lagi, lebih maju, tapi gagal menghancurkan tiang penyanggah sistem orba
Diganti lagi, lebih jauh lagi, menghianati cita-cita reformasi


Apalagi kini, ketika pemimpin itu, seorang berseragam.
Perjuangan harus dimulai kembali
Strategi harus matang
Musuh sudah semakin kuat
Para abdi sudah kembali
Negara kembali dihadang duka
Penjahat dan koruptor kembali berkuasa

2501204